Friday 6 May 2011

FILSAFAT HUKUM 1

TENTANG PENGERTIAN FILSAFAT

Filsafat adalah merenung dan berfikir serta merasakan sedalam-dalamnya terhadap segala sesuatu kegiatan sampaia kepada inti permasalahan atau ha kekatnya.

Filsafat berasal dari bahasa Yunani (sudah ada sejak abad ke 6 SM) yang terdiri dari dari dua kata yang tersusun yaitu philos dan sophia.

Philos berarti gemar, cinta, atau kekasih, sahabat. Sedangkan Sophia berarti kebijaksanaan. Jadi secara harfiah Filsafat berarti yang mencintai kebijaksanaan atau sahabat pengetahuan.

  1. MENGAPA
    MANUSIA BERFILSAFAT?

Dalam kaitan pertanyaan tersebut di atas perlu diketahui bahwa sejarah kefilsafatan didalam kalangan filsuf terdapat 3 (tiga) hal yang mendorong manusia untuk berfilsafat, atau asal muasal dari filsafat yaitu :

  1. Kekaguman

Pada umumnya seseorang mulai berfilsafat karena adanya rasa kagum atau adanya ras kagum atau adanya rasa heran dalam pikiran filsafat itu sendiri, dan hal ini dialami oleh Plato (filsuf Yunani 428-348 SM), yang menyatakan : " mata kita memberi pengamatan melihat bintang-bintang, mata hari dan langit". Pengamatan dari rasa kagum ini memberi dorongan kepada kita untuk menyelidiki dan dari penyelidikan inilah berasalnya filsafat.

  1. Keraguan

Filsuf Rene Descartes (1596-1650 M) dan Agustinus (400 M) memulai berfilsafat bukan dari kegaguman atau keheranan akan tetapi mereka berfilsafat dimulai dari keraguan atau kesangsian sebagai sumber utama berfilsafat. Manusia heran tetapi kemudian ia ragu-ragu dan merasak sangsi apakah ia tidak ditipu oleh panca indranya yang sedang heran.? Rasa heran dan meragukan ini mendorong manusia untuk berfikir secara, menyeluruh dan kritis (radix), dan hal seperti ini adalah disebut berfilsafat.

  1. Kesadaran akan keterbatasan
  2. Berfilsafat dapat pula bermua dar adanya suatu kesadaran akan keterbatasan pada diri manusia. Berfilsafat terkadang dimulai apabila manusia menyadari bahwa dirinya sangat kecil dan lemah terutama dalam menghadapi kejadian-kejadian alam. Apabila seseorang merasa bahwa ia sangat terbatas dan terikat terutama pada waktu mengalami penderitaan atau kegagalan, maka dengan adanya kesadaran akan keterbatasan dirinya tadi barulah manusia berfilsafat. Ia akan memikirkan bahwa di luar manusia yang terbatas, pasti ada sesuatu yang tidak bertbasa yang dijadikan bahan kemajuan untuk menemukan kebanran yang hakiki.

  1. PERANAN FILSAFAT

Menyimak sebab-sebab kelahiran filsafat dan proses perkembangannya, sesungguhnya filfasat telah memerankan sedikitnya ada 3 (tiga) peranan utama dalam sejarah pemikiran manusia dan ketiga peranan tersebut adalah sebagai berikut :

  1. Sebagai Pendobrak

Berabad-abad lamanya intelektualitas manusia tertawan dalam penjara Tradisi dan Kebiasan. Dalam penjara itu manusia terlena dalam alam mistik yang penuh sesak dengan hal-hal serba rahasia yang terungkap lewat berbagai mitos dan mite itu, manusia menerima begitu saja segala penuturan dongeng dan takhyul itu pasti benar dan tak boleh diganggu gugat. Keadaan tersebut berlangsung sangat lama. Kehadarian filfafat telah mendobrak pintu-pintu dan tembok-tembok tradisi yang begitu sakral adan selama itu tak boleh diganggu guga, dan kenyataan sejarah telah membuktikan bahwa filsafat benar-benar telah berperan sebagai pendobrak yang menjakjubkan.

  1. Sebagai Pembebas

Filsafat bukan sekedar mendobrak pintu penjara Tradisi dan Kebiasaan yang dengan berbagai mitos dan mite itu, melainkan juga sebagai pembebas manusia untuk keluar dan dalam penjara itu. Filsafat membebaskan manusia dari ketidaktahuan dan kebodohannya. Demikian pula filsafat membebaskan manusai dari belenggu cara berfikir yang mistis. Sesungguhnya filsafat telah sedang dan akan terus berupaya membebaskan manusia dari kekurangan dan kemiskinan pengetahuan yang menyebabkan manusia menjadi picik dan dangkal. Jadi secara ringkas dapat dikatakan bahwa filsafat membebaskan manusai dari segala jenis "penjara" yang hendak mempersempat ruang gerak akan budi manusia.

  1. Sebagai Pembimbing

Bagaimanakah filsafat hingga dapat membebaskan manusia dari segala jenis "penjara" yang hendak mempersempit ruang geraka akal budi manusia itu? Sesungguhnya filfasafat hanya sanggup melaksanakan peranannya selaku "pembimbing".

Filsafat membebaskan manusia dari cara berfikir yang mistis dengan membimbing manusia untuk berfikir secara rasional. Filsafat membebaskan manusia dari cara berfikir yang picik dan dangkal serta membimbing manusia untuk berfikir secara luas dan lebih mendalam, yaitu berpikir secara universal dan berfikir secara radix dan meneukan essensi daripada suatu permasalahan.

Filsafat membebaskan manusia dari cara berfikir yang tidak teratur dan tidak jerni denganmembimbing manusia untuk secara sistematis dan logis. Filsafata mebebaskan manusia dari cara berfikir yang tidak utuh dan atau fragmentaris denga cara sebagai pembibming manusia agar dapat berfikir secara integral dan koheren.

  1. PERSOALAN FILSAFAT
  2. Ada enam persoalan yang selalu menjadi perhatian dari para filsuf yaitu :
  1. Persoalan tentang "ada"

  1. Persoalan tentang Pengetahuan (Knowledge)
  2. Persoalan tentang Metode (Method)
  3. Persoalan tentang Penyimpulan
  4. Persoalan tentang Moralitas
  5. Persoalan tentang Keindahan

No comments:

Post a Comment